RSS

FUNGSI BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DALAM MENYALURKAN LULUSAN DI SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN

FUNGSI BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DALAM MENYALURKAN LULUSAN DI SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN
Riska Hardiani
Manajemen Pendidikan – Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta

Abstract
This research aims to explain the function of Special Career Center (BKK) in funneling graduates in State Vocational High School 2 of South Tangerang City. The method that used in this research is the qualitative method. The data collection technique of this research used interviews, observation and documentation. Data analysis technique that used in this research are data reduction, data display and conclusion drawing or verification.
The results of this research showed that: (1) the functions of the BKK SMK N 2 of South Tangerang City has not entirely running with optimum, from 5 main functions there are 3 functions that have already running well, the first function has been implemented well, it can be seen from the satisfaction of graduates of the employment information given by BKK. Then, the second function has been implemented well, it can be seen from the number of companies that were partnering with BKK as many as 30 companies. In the fourth function has also been well implemented because since it’s established in 2014, BKK consistently conduct counseling and guidance, either through the program of character growth, guest teachers and entrepreneurship guidance. Meanwhile, for the 2 other functions run good enough and its implementation should be more optimized, because there were still weaknesses in aspects of the implementation of recruitment, selection, and work placements. (2) BKK SMK N 2 of South Tangerang City is overall quite helpful in channeling graduates into the work field, in the academic year 2015/2016 the number of graduates who channeled to the work field as many as 166 people or 46% of graduates, then in the academic year 2016/2017 has increased as many as 204 people or 55% of graduates had already got a job, then it can be said that has increased with percentage of 9%.

Keywords: Special Career Center/Special Job Fair (BKK), BKK function, channeling graduates, Vocational High School


PENDAHULUAN
Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menuntut masyarakat Indonesia untuk mampu bersaing secara global, terutama dalam mendapatkan pekerjaan. Untuk bersaing secara global, maka masyarakat Indonesia perlu mempersiapkan diri agar dapat terjun dan bersaing. Pengembangan SDM adalah salah satu kunci untuk menciptakan Indonesia yang siap bersaing, tentu dengan hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia Pendidikan formal dapat dijadikan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia. Salah satu jenis pendidikan formal yaitu melalui Sekolah Menengah kejuruan (SMK). SMK diharapkan dapat membuat siswanya siap terjun ke dunia kerja dengan segala pengetahuan dan kompetensi yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah pada pasal 3 ayat 2, yaitu “Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional”.
Idealnya lulusan sekolah menengah kejuruan dapat diserap langsung oleh dunia kerja. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kemunculan lembaga sekolah menengah kejuruan di Indonesia semakin banyak, sehingga menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi sekolah untuk menyalurkan lulusannya ke dunia kerja. Menurut Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan update terakhir tahun 2016, melalui buku Statistik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2016/2017 dituliskan bahwa jumlah SMK aktif yang terdata mencapai 13.236 SMK diseluruh Indonesia, dengan pembagian SMK Negeri berjumlah 3.434, dan SMK Swasta berjumlah 9.802. Bisa dibayangkan jika SMK diseluruh Indonesia setiap tahunnya meluluskan 100 siswa, maka akan ada puluhan ribu lulusan SMK dengan jurusan dan keahlian yang sama. Sedangkan hal ini tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja di Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang termuat dalam surat kabar harian Kompas online, edisi 4 Mei 2016, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2016 berdasarkan pendidikannya didominasi oleh lulusan SMK, yaitu TPT tertinggi terdapat pada lulusan SMK dengan persentase sebesar 9,84 persen, dibandingkan dengan lulusan SMA yaitu sebesar 6,95 persen dan lulusan SMP sebesar 5,76 persen. Tidak adanya kesesuaian antara output pendidikan kejuruan dengan ketersediaan dan kebutuhan lapangan kerja menyebabkan lulusan SMK banyak yang belum terserap di dunia kerja. Hal ini menyebabkan timbulnya kesenjangan antara kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dengan kenyataan yang ada. Pemerintah mengharapkan lulusan dari SMK dapat langsung terserap di dunia kerja, tetapi ketatnya persaingan pada kenyataannya menimbulkan jumlah pengangguran lulusan SMK justru semakin meningkat dan tidak langsung terserap di dunia kerja.
Kemampuan lulusan SMK untuk mengisi lapangan kerja, baik di perusahaan, instansi maupun menciptakan lapangan kerja sendiri merupakan salah satu indikator keberhasilan SMK. Maka dari itu, pihak SMK harus bisa mengelola dan menyalurkan lulusannya agar dapar terserap di dunia kerja. Untuk dapat menyalurkan lulusannya, SMK mempunyai salah satu unit kerja yaitu Bursa Kerja Khusus (BKK).
Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, yaitu “BKK adalah bursa kerja yang berada di satuan pendidikan menengah kejuruan dan pendidikan tinggi untuk melakukan kegiatan pelayanan antar kerja khusus bagi siswa/mahasiswa dan alumninya sendiri.” BKK berfungsi dalam memfasilitasi lulusan untuk mendapat pekerjaan, termasuk memberi pelayanan informasi ketenagakerjaan, pasar kerja dan menjalin hubungan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI). Dengan adanya BKK, maka pihak sekolah akan terbantu dalam menyalurkan lulusan ke dunia usaha dan dunia industri (DU/DI).
SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan juga memberikan pelayanan kepada lulusannya berupa program penyaluran tenaga kerja, hal ini bertujuan untuk membantu lulusan dalam mencari pekerjaan sesuai dengan bidangnya dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun global. Salah satu cara untuk menyalurkan lulusan yaitu dengan membentuk Bursa Kerja Khusus (BKK).Sampai dengan saat ini BKK SMK Negeri 2 Tangerang Selatan bekerja sama dengan PT. Honda Astra Motor, PT. AEON Indonesia, PT. Pharos, PT. Indomarco Prismatama, dan lain sebagainya. Akan tetapi, kerjasama yang dilakukan perusahaan dengan BKK, tiap tahun bisa saja berubah tergantung oleh pihak luar yang bersedia dan menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan tersebut, sehingga terkadang sering terjadi ketidaksesuaian antara jumlah peminat dengan kuota yang tersedia.
Permasalahan lain yang timbul yaitu pihak BKK sendiri kurang mengadakan sosialisasi tentang info lowongan kerja dan kurang jelasnya info lowongan pekerjaan, seperti di website sekolah dan pihak BKK juga kurang meng-update data lulusan sehingga menyulitkan dalam memberikan informasi pekerjaan. Dalam menjalankan fungsinya BKK juga mengalami hambatan-hambatan karena tidak semua perusahaan mau terbuka menerima tenaga kerja, sehingga BKK membutuhkan lebih banyak dukungan dari Disnaker. Kemudian hambatan juga berasal dari siswa dan orang tua siswa, siswa yang sudah mendaftar rekrutmen terkadang mundur secara tiba-tiba, dan siswa yang sudah lolos seleksi namun karena penempatan kerjanya jauh siswa tersebut tidak menerima pekerjaan itu karena tidak adanya izin dari orang tua. Selanjutnya dari sisi pengurus BKK juga memainkan peran ganda, selain menjadi pengurus BKK juga sebagai guru normatif dan produktif sehingga sulit membagi waktu. Permasalahan-permasalahan penyaluran lulusan melalui BKK sekolah dapat menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran dari lulusan SMK. Oleh karena itu, mengingat pentingnya Bursa Kerja Khusus (BKK), maka fungsi BKK dalam menyalurkan lulusan di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan perlu mendapat perhatian.

KAJIAN TEORI
1.      Bursa Kerja Khusus (BKK)
a.      Pengertian Bursa Kerja Khusus (BKK)
Menurut Direktur Jendral Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja dalam Negeri, “Bursa Kerja Khusus yang selanjutnya disebut BKK adalah Bursa Kerja yang berada di lingkungan Satuan Pendidikan Menengah, di Satuan Pendidikan Tinggi dan di Lembaga Pelatihan Kerja”. Sedangkan Bursa Kerja Khusus menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, yaitu “BKK adalah bursa kerja yang berada di satuan pendidikan menengah kejuruan dan pendidikan tinggi untuk melakukan kegiatan pelayanan antar kerja khusus bagi siswa/mahasiswa dan alumninya sendiri.”

b.      Tujuan Bursa Kerja Khusus (BKK)
Menurut Nirmala Adhi Yoga Pambayun, secara eksplisit tujuan dari BKK adalah sebagai berikut:
1)      Mempertemukan tamatan SMK dengan DU/DI;
2)      Memberikan peluang saling berinteraksi antara tamatan SMK dan DU/DI untuk menawarkan kompetensi yang dimiliki;
3)      Meningkatkan hubungan kerjasama SMK dengan DU/DI melalui pendekatan personil pengelola SMK dengan perwakilan industri;
4)      Meningkatkan wawasan tamatan SMK tentang peluang kerja di DU/DI, sehingga tamatan dapat memilih peluang kerja sesuai kompetensinya;
5)      Terjadinya proses rekrutmen sesuai dengan formasi kerja dan kompetensi yang dibutuhkan;
6)      Terserapnya tamatan ke dunia kerja.

c.       Fungsi Bursa Kerja Khusus (BKK)
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam Buku Panduan Sistem Pusat Karir menjelaskan bahwa fungsi Bursa Kerja Khusus (BKK) adalah sebagai berikut:
1)      Memfasilitasi pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaannya sesuai dengan bakat, minat dan keterampilannya;
2)      Membantu perusahaan pengguna tenaga kerja untuk menyediakan dan mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas, terampil dan professional sesuai dengan kebutuhan perusahaan;
3)      Melaksanakan rekrutmen tenaga kerja melalui bursa kerja;
4)      Mengurangi angka pengangguran melalui peningkatan penempatan tenaga kerja.

d.      Indikator Keberhasilan Bursa Kerja Khusus (BKK)
Menurut Tim Sustainable Economic Development through Technical and Vocational Education and Training (SED-TVET) Bursa Kerja Khusus mempunyai acuan atau tolak ukur yang menjadi indikator keberhasilannya, antara lain sebagai berikut:
1)      Tercapainya pelayanan informasi ketenagakerjaan pada tamatan SMK yang bermanfaat bagi alumni dalam memudahkan akses lowongan pekerjaan sesuai dengan relevansi kompetensi, potensi dan analisis jabatan (informasi lowongan kerja).
2)      Adanya data tamatan SMK yang valid sesuai dengan kualifikasi alumni, sehingga akan mempermudah DU/DI dalam mengakses data dalam rangka pemenuhan calon tenaga kerja (canaker) di perusahaan (database tamatan).
3)      Adanya data keterserapan tamatan SMK yang diharapkan dapat mengetahui sejauh mana jumlah tamatan yang telah terserap di DU/DI (laporan keterserapan).
4)      Adanya data penelusuran tamatan, yaitu untuk mengetahui keberadaan tamatan secara keseluruhan baik yang bekerja, wirausaha, melanjutkan pendidikan dan yang belum bekerja. Kegiatan ini dilakukan secara periodik.
5)      Tercapainya pengembangan hubungan kerja sama dengan DU/DI yang dibuktikan dengan adanya MoU, baik berkaitan dengan proses rekruitmen maupun MoU dalam bidang lain.
6)      Terjalinnya hubungan alumni SMK dengan sekolah yang dibuktikan dengan terbentuknya ikatan alumni dari SMK tersebut (website alumni).
7)      Adanya sinkronisasi pembelajaran antara DU/DI dengan sekolah sehingga ada kesamaan program pembelajaran yang ada di sekolah sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan (adanya kegiatan sinkronisasi dan validasi kurikulum).
8)      Adanya pembelajaran soft skill, sebagai bekal masuk dunia kerja dengan menghadirkan narasumber dari perusahaan atau biro konsultasi.

2.      Penyaluran Lulusan
Menurut Doni Muhardiansyah, dkk pada buku Inovasi Dalam Sistem Pendidikan menjelaskan proses penyaluran lulusan melalui BKK adalah sebagai berikut:


Gambar 1: Skema proses penyaluran tamatan melalui BKK
Proses Penyaluran Tamatan Melalui BKK:
  1. BKK menerima permintaan tenaga kerja dari pihak industri.
  2. BKK memberi informasi lowongan kerja kepada alumni melalui pengumuman yang dipampang di sekretariat BKK.
  3. Alumni mendaftarkan diri dan menyerahkan lamaran kerja kepada BKK.
  4.  BKK melakukan seleksi lamaran dan mengirimkan data lamaran kerja ke Perusahaan yang meminta.
  5. Perusahaan menerima data lamaran kerja beserta berkas lamaran yang dikirim oleh sekolah setelah melakukan proses seleksi di BKK. Jika sesuai akan dilakukan panggilan tes kerja dan seleksi oleh perusahaan. Hasil seleksi diserahkan kepada BKK.
  6. Pihak sekolah/BKK mengumumkan hasil seleksi kepada alumni. BKK mencatat laporan dari alumni yang diterima ataupun yang tidak diterima pada data alumni


METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan data tentang fungsi Bursa Kerja Khusus dalam menyalurkan lulusan untuk mendapatkan data yang faktual dan sistematis sehingga diperoleh data yang sesuai dengan fakta dan sesuai dengan yang ada di lapangan. Informasi yang diperoleh disajikan dalam bentuk kata-kata tertulis berdasarkan hasil dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa temuan hasil penelitian di lapangan terkait fungsi BKK dalam menyalurkan lulusan di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan yaitu sebagai berikut:
1.      BKK memiliki 5 fungsi yang harus dilaksanakan dalam upaya menyalurkan lulusannya ke dunia kerja, dari 5 fungsi yang ada, BKK SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan sudah baik melaksanakan fungsi yang keempat, yaitu memberikan penyuluhan dan bimbingan karir/jabatan kepada lulusan karena sejak awal berdiri tahun 2014, BKK SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan konsisten mengadakan penyuluhan dan bimbingan baik melalui program penumbuhan karakter, kegiatan guru tamu, maupun penyuluhan entrepreneurship. Kemudian fungsi kedua, yaitu menjalin kerjasama dengan pihak dunia kerja sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang menjalin kerjasama dengan BKK yaitu sebanyak 30 perusahaan, akan tetapi kegiatan rekrutmen dan seleksi internal yang diadakan masih terbilang sedikit. Pada fungsi pertama, yaitu memfasilitasi para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari kepuasan para lulusan atas informasi ketenagakerjaan yang diberikan oleh BKK. Jadi untuk kedua fungsi lainnya masih harus dioptimalkan lagi pelaksanaannya karena terdapat kelemahan dari segi pelaksanaan rekrutmen dan seleksi, serta penempatan kerja
2.      Hambatan yang paling besar dihadapi BKK SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan dalam menjalankan fungsinya yaitu kurangnya komitmen lulusan dalam menghadapi rekrutmen dan seleksi tenaga kerja dan adanya kendala izin orang tua dalam melakukan penempatan kerja. Keduanya sangat menjadi penghambat dan merugikan bagi pihak BKK, karena hal ini sama saja seperti mempermainkan kepercayaan yang telah diberikan perusahaan kepada pihak BKK. Dikhawatirkan jika terus terjadi, ini bisa memutuskan hubungan antara perusahaan terkait dengan pihak BKK.
3.      Upaya-upaya yang dilakukan oleh BKK dalam mengatasi hambatannya yaitu berusaha memberikan penguatan dan meningkatkan penyuluhan atau bimbingan, Hal ini dilakukan untuk membangun sikap kesiapan mental agar tidak ada lagi keadaan lulusan yang tiba-tiba mengundurkan diri pada saat kegiatan rekrutmen dan seleksi dilaksanakan. Kemudian berupaya mensosialisasikan BKK kepada orang tua peserta didik. Pihak BKK bisa berupaya untuk membangun kepercayaan orang tua melalui sosialisasi BKK, salah satunya saat moment pembagian rapot.
4.      BKK memiliki dampak yang sangat penting dalam penyaluran lulusan ke dunia kerja, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa alumni SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, mereka mengatakan sangat terbantu dengan adanya BKK di sekolah. Kemudian selama 2 tahun terakhir, lulusan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan yang mendapatkan pekerjaan mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tahun ajaran 2015/2016 jumlah lulusan yang tersalur ke dunia kerja sebanyak 166 orang atau 46% lulusan, kemudian pada tahun ajaran 2016/2017 mengalami peningkatan sebanyak 204 orang atau 55% lulusan sudah mendapatkan pekerjaan, maka dapat dikatakan mengalami peningkatan dengan persentase peningkatan sebesar 9%.

KESIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan
Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) fungsi BKK SMKN 2 Kota Tangerang Selatan belum seluruhnya berjalan dengan optimal, dari 5 fungsi utama ada 3 fungsi yang sudah berjalan dengan baik, sementara untuk 2 fungsi lainnya berjalan cukup baik dan harus dioptimalkan lagi pelaksanaannya. (2) BKK SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan secara keseluruhan cukup membantu penyaluran lulusan ke dunia kerja. Hal ini dapat dilihat pada tahun ajaran 2015/2016 jumlah lulusan yang tersalur ke dunia kerja sebanyak 166 orang atau 46% lulusan, kemudian pada tahun ajaran 2016/2017 mengalami peningkatan sebanyak 204 orang atau 55% lulusan sudah mendapatkan pekerjaan. (3) Proses penyaluran lulusan melalui BKK dimulai dari pihak BKK menerima permintaan tenaga kerja dari pihak dunia kerja, kemudian BKK memberi informasi lowongan kerja kepada alumni, Setelah itu BKK mengadakan rekrutmen untuk menarik pendaftar kerja sebanyak-banyaknya. Selanjutnya BKK melakukan penempatan kerja melalui mekanisme Antar Kerja yang kemudian BKK mengadakan seleksi berkas lamaran (jika diminta oleh perusahaan terkait) dan mengirimkan berkas lamaran ke perusahaan tersebut. Lalu pihak perusahaan memilih orang yang sesuai untuk dilakukan seleksi kerja. Kemudian hasil seleksi akan diserahkan kepada BKK, dan BKK akan mengumumkan hasil seleksi kepada alumni, selanjutnya BKK akan mendata jumlah lulusan yang terserap di perusahaan tersebut.

2.      Saran
Berdasarkan temuan dan hasil penelitian penulis memberikan saran yaitu:
  • Pengurus BKK perlu mengadakan sosialisasi kepada calon lulusan tentang fungsi dari BKK agar nantinya BKK dapat lebih dimanfaatkan oleh siswa yang masih berstatus calon lulusan hingga sudah menjadi alumni/lulusan.
  • Pengurus BKK juga perlu mensosialisasikan BKK kepada para orang tua siswa/lulusan, sehingga kepercayaan orang tua akan terbangun agar tidak ada lagi kendala izin orang tua dalam penempatan kerja.
  • Pengurus BKK harus memperbaiki sistem pengelolaan administrasi BKK, meliputi data lulusan yang mendaftar kerja melalui BKK dan data penelusuran lulusan.
  • BKK hendaknya membuat website khusus untuk lebih mempermudah dalam menyampaikan informasi ketenagakerjaan kepada para lulusan.
  • BKK hendaknya dapat mengembangkan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di luar daerah dan luar negeri untuk lebih meningkatkan keterserapan alumni.


DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Wilson. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga, 2012.

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah. Buku Panduan Perlindungan Penempatan Tenaga Kerja Antar Kerja Antar Daerah. Semarang: Balai Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Tenaga Kerja, 2015.
      
Direktorat Jendral Binapenta Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Buku Pintar Binapenta. Jakarta: Direktorat Jendral Binapenta, kemnaker RI, 2014.

Direktorat Pembinaan SMK. Bantuan Pemasaran Tamatan SMK (Job Matching). Jakarta: Dirjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013.

Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Cet. 13. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Hermansyah, dkk. Manajemen Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK. Yogyakarta: Paramitra Publishing, 2009.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012.

Kanar, Carol C. The Confident Student, Eighth Edition. Wadsworth: Cengage Learning, 2014.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Buku Panduan Sistem Pusat Karir, Edisi 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, 2012.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Media Komunikasi dan Inspirasi: Jendela Pendidikan dan Kebudayaan Edisi V. Jakarta: Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, 2016.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. Statistik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2016/2017. Jakarta: PDSPK Kemikbud, 2017.

Keputusan Direktur Jendral Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja dalam Negeri No. KEP-131/DPPTKDN/XI/2004 tentang Petunjuk Teknis Bursa Kerja Khusus. Jakarta: Direktorat Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja, 2004.

Koran Tempo, (http://koran.tempo.co/konten/2014/11/12/356798/Lulusan-SMK-Dominasi-Pengangguran, diakses pada Minggu, 22 Mei 2016, 10:05)

Kuswana, Wowo Sunaryo. Dasar-dasar Pendidikan Vokasi dan Kejuruan. Bandung: Alfabeta, 2013.

Masdarini, Luh. Usaha-Usaha Penyaluran Lulusan Sekola Menengah Kejuruan melalui Optimalisasi Peran Bursan Kerja Khusus. Edisi Prosiding Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke-7 FPTK UPI. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2014.

Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. Human Resource Management. Jakarta: Salemba Empat, 2011.

Muhardiansyah, Doni, dkk. Inovasi dalam Sistem Pendidikan: Potret Praktik Tata Kelola Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta: Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK, 2010.

Muller, Arlene M. How to Survive and Maybe Even Love Health Professions School: Retention and Career Guide. Philadelphia: E.A Davis Company, 2011.

Pambayun, Nirmala Adhi Yoga. Kinerja Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kabupaten Sleman, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol. 4. Yogyakarta: Univerisitas Negeri Yogyakarta, 2014.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No: PER.07/MEN/IV/2008 tentang Penempatan Tenaga Kerja.

Peraturan pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.

Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Perjanjian Kerjasama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia, No. 076/U/1993 dan No. KEP.215/MEN/1993 tentang Pembentukan Bursa Kerja dan Pemanduan Penyelenggaraan Bursa Kerja di Satuan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi

Suwatno dan Donni Juni Priansa. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2013.

Tim Sustainable Economic Development through Technical and Vocational Education and Training (SED-TVET). Mengembangkan Kerja Sama yang Efektif antara Lembaga Diklat Kejuruan dan Industri: Pedoman Pelaksanaan. Jakarta: GIZ, 2016.

Wibawa, Basuki. Manajemen Pendidikan Teknologi Kejuruan dan Vokasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2017.

Yusuf, Burhanuddin. Manajemen Sumber Daya Manusia di embaga Keuangan Syaria. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015.


0 komentar:

Posting Komentar