RSS

Ayo Dukung Riska Hardiani Dalam Hijab Photo Contest di DiaryHijaber.com

Ayo Dukung Riska Hardiani Dalam Hijab Photo Contest di DiaryHijaber.com

Ayo Dukung Riska Hardiani Dalam Hijab Photo Contest di DiaryHijaber.com

Ayo Dukung Riska Hardiani Dalam Hijab Photo Contest di DiaryHijaber.com

Ayo Dukung Riska Hardiani Dalam Hijab Photo Contest di DiaryHijaber.com

Ayo Dukung Riska Hardiani Dalam Hijab Photo Contest di DiaryHijaber.com

Aspek Tasawuf dalam Islam


RISKA HARDIANI
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

A.   Aspek Tasawuf dalam Islam

1.      Pengertian Tasawuf
Dari segi bahasa terdapat sejumlah kata atau istilah yang di-hubungkan para ahli untuk menjelaskan kata tasawuf. Harun Nasution, misalnya menyebutkan lima istilah yang berhubungan dengan tasawuf, yaitu:
1)      Ahl Al-Suffah, (أهل الصفة) yaitu (penghuni serambi)
2)      Saf ( صف) yaitu artinya barisan
3)       Shafi ( صافي) yaitu suci.
4)      Sophos, berasal dari bahasa Yunani, yang artinya hikmah atau kebijaksanaan.
5)      Kata Tasawwuf adalah bahasa Arab dari kata suf yang artinya bulu domba atau wol.[[1]]
Dari segi Linguistik (kebahasaan) ini segera dapat dipahami bahwa tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana. [[2]]
Tasawuf secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha untuk mensucikan jiwa sesuci mungkin dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga kehadiran-Nya senantiasa dirasakan secara sadar dalam kehidupan.
2.      Munculnya Tasawuf
Timbulnya tasawuf dalam islam tidak bisa dipisahkan dengan kelahiran islam itu sendiri, yaitu semenjak Muhammad diutus menjadi Rasul untuk segenap umat manusia dan alam semesta. Fakta sejarah menunjukan bahwa pribadi Muhammad sebelum diangkat menjadi Rasul telah berulang kali melakukan tahanuts dan khalawat di gua Hira’ disamping untuk mengasingkan diri dari masyarakat kota Mekkah yang sedang mabuk memperturutkan hawa nafsu keduniaan. Di sisi lain Muhammad juga berusaha mencari jalan untuk membersihkan hati dan mensucikan noda- noda yang menghinggapi masyarakat pada masa itu. Tahanuts dan khalawat yang dilakukan Muhammad SAW bertujuan untuk mencari ketenagan jiwa dan keberhasilan hati dalam menempuh liku- liku probelma kehidupan yang beraneka ragam , berusaha untuk memperoleh petunjuk dan hidayah serta mencari hakikat kebenaran , dalam situasi yang demikianlah Muhammad menerima Wahyu dari Allah SWT, yang berisi ajaran- ajaran dan peraturan- peraturan sebagai pedoman dalam mencapai kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat. [[3]]

3.      Sejarah Perkembangan Tasawuf
Pertumbuhan dan perkembangan tasawuf di dunia Islam dapat dikelompokan ke dalam beberapa tahap :
1.             Tahap Zuhud
            Zuhud menurut para ahli sejarah tasawuf adalah fase yang mendahului tasawuf. Menurut Harun Nasution, station yang terpenting bagi seorang calon sufi ialah zuhd yaitu keadaan meninggalkan dunia dan hidup kematerian. Sebelum menjadi sufi, seorang calon harus terlebih dahulu menjadi zahid. Sesudah menjadi zahid, barulah ia meningkat menjadi sufi. Dengan demikian tiap sufi ialah zahid, tetapi sebaliknya tidak setiap zahid merupakan sufi

2.             Tahap Tasawuf Falsafi (Abad ke 6 H)
Pada tahap ini, tasawuf falsafi merupakan perpaduan antara pencapaian pencerahan mistikal dan pemaparan secara rasional-filosofis. Ibn Arabi merupakan tokoh utama aliran ini, disamping juga Al Qunawi, muridnya. Sebagian ahli juga memasukan Al Hallaj dan Abu (Ba) Yazid Al Busthami dalam aliran ini. Aliran ini kadang disebut juga dengan Irfan (Gnostisisme) karena orientasinya pada pengetahuan (ma'rifah atau gnosis) tentang Tuhan dan hakikat segala sesuatu.

3. Tahap Tarekat (Abad ke 7 dan seterusnya)
      Meskipun tarekat telah dikenal sejak jauh sebelumnya, seperti tarekat Junaidiyyah yang didirikan oleh Abu Al Qasim Al Juanid Al Baghdadi (w. 297 H) atau Nuriyyah yang didirikan oleh Abu Hasan Ibn Muhammad Nuri (w. 295 H), baru pada masa-masa ini tarekat berkembang dengan pesat.
Seperti tarekat Qadiriyyah yang didirikan oleh Abdul Qadir Al Jilani (w. 561 H) dari Jilan (Wilayah Iran sekarang); Tarekat Rifa'iyyah didirikan oleh Ahmad Rifai (w. 578 H) dan tarekat Suhrawardiyyah yang didirikan oleh Abu Najib Al Suhrawardi (w. 563 H). Tarekat Naqsabandiyah yang memiliki pengikut paling luas, tarekat ini sekarang telah memiliki banyak variasi , pada mulanya didirikan di Bukhara oleh Muhammad Bahauddin Al Uwaisi Al Bukhari Naqsyabandi.
[[4]]

4.      Jenis-Jenis Tasawuf
a.       Tasawuf Falsafi
Jenis Tasawuf yang menggabungkan tasawuf dengan berbagai aliran mistik dari lingkungan luar islam seperti hiduisme, kependetaan Kristen, dll. Bisa juga dikatakan tasawuf falsafi yakni tasawuf yang kaya dengan pemikiran-pemikiran filsafat.
b.      Tasawuf Sunni
Tasawuf yang berwawasan moral praktis dan berdasarkan kepada Al-Qur’an dan sunnah dengan penuh disiplin mengikuti batas-batas dan ketentuannya.
Tasawuf sunni disebut juga sebagai tasawuf akhlaki karena ajarannya menekankan akhlak dalam kehidupan kaum muslimin dan tasawuf sunni disebut juga tasawuf amali karena ajarannya menekankan amal shalaeh dalam kehidupan pribadi muslim.
c.       Tasawuf Amali atau tarekat sufiyah
Tasawuf yang penganutnya melatih dirinya dengan mengedepankan mujahadah, menghapus sifat-sifat yang tercela, melintasi semua hambatan itu dan menghadapi total dengan segenap esensi diri hanya kepada Allah Swt.
d.      Tasawuf Salafi
Tasawuf ini mirip dengan tasawuf sunni atau merupakan suatu tasawuf dari sisi teori. Tasawuf ini berusaha mengembalikan tasawuf kepada metode salaf yaitu tasawuf sunni yang berjalan secara individu.[[5]]


5.      Peri Hidup Nabi Muhammad sebagai sumber-sumber tasawuf
Peri hidup Peri hidup Rasulullah dan sahabat-sahabatnya tidak didasarkan pada nilai-nilai material, nilai-nilai yang bersifat duniawi, misalnya mencari kekayaan pribadi, melainkan bertumpu pada nilai-nilai ibadah, mencari keridhaan Allah SWT. Akhlak mereka demikian tinggi, tunduk, patuh kepada Allah, tawadhu’ (merendah diri) dan sebagainya, bagaikan tanaman padi, kian berisi kian merunduk. Peri hidup Nabi dan para sahabatnya yang terpuji (akhlaqul karimah) tersebut antara lain:
a. Hidup zuhud (tidak mementingkan keduniaan).
b. Hidup qanaah (menerima apa adanya).
c. Hidup taat (senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya).
d. Hidup istiqamah (tetap beribadah).
e. Hidup mahabbah .
f. Hidup ubudiah .[[6]]

6.      Tujuan Tasawuf
Pada dasarnya tujuan terpenting dari tasawuf itu adalah agar berada sedekat mungkin dengan Allah. Menurut buku Hasan Basri Salim dan Abd Rojak Tujuan Tasawuf, yang pertama adalah membersihkan hati dari segala keiginan dan kecenderungan yang buruk dan dari kotoran yang menumpuk akibat dosa dan kesalahan. Tasawuf bertujuan pula untuk menyingkirkan perilaku buruk dan perbuatan dosa, menyucikan diri, dan menghiasi hati dengan perilaku yang baik dan terpuji sebagaimana dituntut oleh Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad Saw. Sementara itu, Tujuan Akhir tasawuf adalah membantu kaum beriman untuk mencapa ihsan, atau tingkat kesempurnaan akhlak dengan menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai teladan sempurna dan tujuan yang berusaha keras untuk dicapai oleh para sahabat.[[7]]








[1] Hasan Basri Salim dan Abd. Rojak, Studi Islam 2, (Ciputat: Lembaga Peneltian UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta, cet. Ke-1, Desember, 2010), hlm. 176
[2] Gus Zeer El-Watzi, arti, asal-usul dan manfaat tasawuf dalam islam, (http://guzzaairulhaq.wordpress.com/, accessed on November 9, 2013 20:50)
[3] Ukon Purkonudin, sejarah munculnya tasawuf, (http://ukonpurkonudin.blogspot.com/, accessed on November 9, 2013 21:50)
[4] Wim Sonevel, Tasawuf: Pengertian dan Sejarah Perkembangannya, (http://wimsonevel.blogspot.com/, accessed on November 9, 2013 21:40)
[5] Ibid. hlm. 180
[6] Mustafa Zahri, Kunci memahami Ilmu Tasawwuf, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1991), hlm. 137
[7] Hasan Basri Salim dan Abd. Rojak, op. cit. hlm. 187

RESUME MATA KULIAH LANDASAN PENDIDIKAN

Resume Landasan Pendidikan
Resume  ini dibuat dan diajukan dalam memenuhi tugas individual pada mata kuliah Landasan Pendidikan

Dosen Pengampu :
Drs. Masyhuri. A. M, M.Pd

LOGO-UIN-1.jpg                                                                  












Penyusun :
Riska Hardiani



Semester I
Kependidikan Islam - Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
 Jakarta
2013

RESUME LANDASAN PENDIDIKAN
     A.    Pengertian Landasan Pendidikan
1.      Pengertian Landasan
Secara leksikal arti Landasan yaitu :
·         Tumpuan, dasar, alas, merupakan tempat bertumpu/titik tolak atau dasar pijakan.
·         Titik tolak atau dasar pijakan, dapat bersifat material seperti : landasan pesawat terbang; 
            dapat pula bersifat konseptual seperti:  landasan pendidikan.
·         Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat  dan  premis .
-          Aksioma    : Suatu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran & bersifat umum, tanpa memerlukan pembuktian.
-          Postulat     : Pernyataan yang dibuat untuk mendukung sebuah teori tanpa dapat dibuktikan kebenarannya.
-          Premis       : Pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis mayor & premis minor 
~ premis mayor: dari umum ke khusus.
~ premis minor: dari khusus ke umum.

2.      Pengertian Pendidikan
Menurut Undang – Undang NO.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan itu pada hakekatnya proses mendidik dan memberitahu peserta didik. Memberitahu yaitu memasukkan suatu pengertian,pernyataan& penalaran ke dalam otak peserta didik agar mereka tahu,tentang sesuatu. Sedangkan mendidik yaitu mengubah perilaku peserta didik sesuai  dengan nilai & aturan sosial yang berlaku.
-          Pengertian Pendidikan menurut perspektif Islam
Mengacu kepada terminology – التأديب   التعليم- التربية
a.)    Istilah    -   التربية  -  berasal dari kata – rabb - memiliki banyak arti , namun pengertian dasarnya menunjukkan makna : tumbuh,berkembang, memelihara,merawat ,mengatur dan menjaga kelestarian, atau eksistensinya.
1.)    Kata at-tarbiyyah berasal dari tiga kata, -ربَ  يَرْبُ   yang berarti, bertambah , tumbuh, dan berkembang
2.)    )- رَبِيَ  -  يَرْبَ    berarti menjadi besar
3.)    ) ربّ  -  يَرُبّ -   - berarti memperbaiki,menguasai urusan,menuntun dan memelihara.
Kata “rabb” sebagaimana yang terkandung di dalam S.Al-Fatihah,memiliki kandungan makna yang berkonotasi sama dengan  istilah  “  التربية “ ,karena kata “rabb”  (Tuhan) dan “murabbi” (pendidik ) berasal dari akar kata yang sama. Berdasarkan hal ini,maka Allah adalah Pendidik  Yang Maha Agung seluruh alam semesta.
Dalam konteks yang luas pengertian pendidikan Islam,yang terkandung dalam terminologi “at-tarbiyyah”terdapat empat unsure:
a.       memelihara dan menjaga fitrah anak didik sampai dewasa
b.      mengembangkan seluruh potensi  menuju kesempurnaan
c.       mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan
d.      melaksanakan pendidikan secara bertahap.

b.)    Istilah  - التعليم
Menurut Rasyid Ridha,mengartikan “ التعليم ” sebagai proses transmisi berbagi ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.

c.)    Istilah  - التأديب
Menurut  Naquib Al-Atas,istilah paling tepat untuk menunjukkan pendidikan Islam adalah  - التأديب  - karena istilah Ta’dib merupakan terminologi yang paling tepat dalam khazanah bahasa Arab, karena mengandung arti  ilmu, kearifan, keadilan, kebijaksanaan,pengajaran,dan pengasuhan yang baik,sehingga makna  ا التأدب -  التعليمالتربية  sudah tercakup. Kata “al ta’dib”  berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) mengenai hal-hal yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan.

Jadi, landasan pendidikan adalah suatu fondasi untuk membangun suatu peradaban melalui usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

3.      Konsep Pendidikan menurut Ibnu Miskawaih
·         Dasar pendidikan Ibnu Miskawaih adalah Akhlaq.
·         Fungsi Pendidikan:
-          Memanusiakan manusia
-          Sosialisasi individu manusia
-          Menanamkan rasa malu
·         Tujuan Pendidikan Akhlaq yaitu terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong serta spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik, sehingga mencapai kesempurnaan & memperoleh kebahagiaan sejati.

4.      Perspektif pendidikan menurut perspektif Ibnu Sina
·         Pendidikannya harus diarah kan pada pengembangan seluruh potensi ke arah perkem bangan sem purna,yaitu: fisik, intelektual & budipekerti.
·         Tujuan pendidikan di arahkan pada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara bersama - sama dengan melakukan pekerjaan atau keahlian yang dipilihnya sesuai dengan bakat,kesiapan, kecenderungan & potensi yang dilmilikinya. Khusus pendidikan jasmani, hendaknya tidak melupakan pembinaan fisik & segala sesuatu yang berkaitan dengannya seperti olah raga, makan, minum, tidur dan menjaga kebersihan. Ibnu Sina berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kebahagiaan (sa’adat).

5.      Pendidikan Islam dalam pemikiran Ibnu Khaldun
·         Pendidikan :
-          mentransformasikan nilai-nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk dapat mempertahankan eksistensi manusia dalam peradaban masyarakat.
-          upaya melestarikan & mewariskan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat agar masya rakat tersebut bisa tetap  eksis.
·         3 Tujuan Pendidikan:
-          peningkatan kecerdasan & kemampuan berpikir,
-          peningkatan segi kemasyarakatan manusia,
-          peningkatan segi kerohanian manusia.Sehingga mampu menciptakan manusia yang siap menghadapi berbagai fenomena social yang ada disekitarnya.

Ibnu Khaldun membagi Ilmu Pengetahuan menjadi 2 macam yaitu:
1.      Pengetahuan rasional : yakni yang diperoleh dari kebaikan yang berasal dari pemikiran yang alami.
2.      Pengetahuan tradisional: merupakan pengetahuan yang subjeknya, metodenya, & hasilnya, serta perkembangan sejarahnya dibangun oleh kekuasaan  seseorang .

6.      Pemikiran Islam dalam Pemikiran Ibnu Rusyd
·         Pendidikan :
-          Pusaran ilmu adalah al-Qur’an & as sunnah/hadits yang kemudian melahirkan berbagai cabang ilmu.
-          Berbagai keilmuan Islam lahir sebagai bagian dari proses interaksi Islam dengan budaya lain seperti Yunani,Persia,India, dsb. Lahirnya bidang Keilmuan seperti filsa fat, ilmu kalam [ teologi Islam ], & tasawuf tidak bisa dilepaskan dari interaksi-interaksi tersebut.

7.      Pendidikan Islam dalam Pemikiran Al-Ghazali
·         Pendidikan
proses dimana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan & untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien.

·         Tujuan Pendidikan
1.      Tujuan mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu sendiri sebagai wujud ibadah kepada Allah SWT.
2.      Tujuan utama pendidikan Islam adalah pembentukan akhlaq al-karimah 
3.      Tujuan pendidikan islam adalah mengantarkan peserta didik mencapai kebahagiaan dunia & akhirat

·         Fungsi Pendidikan
-          mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk memelihara identitas masyarakat,
-          pendidikan juga bertugas mengembangkan potensi manusia untuk dirinya sendiri & masyarakatnya..

Pandangan Al-Ghozali mengenai Kurikulum didasarkan pandangannya dalam membagi ilmu pengetahuan menjadi tiga kategori besar, yaitu:
1.      Ilmu tercela (al-mazmumah) yang tidak pantas dipelajari, seperti sihir, nujum, ramalan, dsb. Ilmu sihir misalnya dapat memisahkan persahabatan antar sesama manusia, menimbulkan dendam, permusuhan dan kejahatan.
2.      Ilmu terpuji yang wajib dipelajari (al-mahmudah) meliputi ilmu yg fardlu ‘ain & ilmu yg hanya fardlu kifayah .

         B.     Jenis-jenis Landasan Pendidikan

1.      Landasan Religius Pendidikan
yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau kaidah-kaidah agama/Al-Qur’an yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek  pendidikan atau studi pendidikan.

2.      Landasan Filosofis Pendidikan
yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek  pendidikan dan atau studi pendidikan. Mengkaji pendidikan dari sudut filsafat :
a.       Essensialisme yaitu, aliran pendidikan yang menerapkan idealisme & realisme secara eklektik;
b.      Perenialisme, hampir sama dengan essensialisme,namun lebih menekankan pada keabadian atau kehikmatan;
c.       Pragmatisme & progressivisme yaitu,mazhab filsafat pendidikan yang menekankan manfaat kegunaan praktis , adapun progressivisme menekankan kemajuan,mengkritik essensialisme & perenialisme
d.      Rekonstruksionisme, merupakan mazhab kelanjutan progressivisme yang berpandangan  bahwa pendidikan /sekolah hendaknya memelopori pembaharuan kembali atau merekonstruksi kembali masyarakat  agar menjadi lebih baik;
e.       Panca Sila ,merupakan mazhab filsafat tersendiri ,yang menjadi landasan pendidikan bangsa Indonesia;

3.      Landasan Sosiologis
Masyarakat  dengan berbagi karakteristik sosiokultural  juga menjadi landasan bagi kegiatan pendidikan suatu masyarakat tertentu.

4.      Landasan Kultural
Pengaruh kebudayaan terhadap pendidikan sangat signifikan. Kebudayaan tertentu diciptakan  oleh manusia di masyarakat tertentu atau dihadirkan & diambil oleh masyarakat tersebut & diwariskan melalui pendidikan terhadap generasi berikutnya.

5.      Landasan Psikologis
Para ahli psikologi menempatkan bidang ini sebagai ruh pendidikan. Kemampuan seorang pendidik yang menentukan proses pendidikan dapat diukur dari kemampuan pembimbingan & penyuluhan yang tidak dapat dipisahkan  dari psikologi itu sendiri.

6.      Landasan Ilmiah dan Teknologi serta Seni
Yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

7.      Landasan Yuridis atau Hukum Pendidikan
yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

         C.    Fungsi dan Tujuan Pendidikan
1.      Fungsi Pendidikan Islam
-          Menumbuhkan dan Memelihara Keimanan
-          Membina dan Menumbuhkan AKhlak Mulia
-          Membina dan Meluruskan Ibadah
-          Menggairahkan amal dan ibadat
-          Mempertebal rasa dan sifat keberagaman serta mempertinggi solidaritas

2.      Tujuan Pendidikan dilihat dari lingkup Kegiatan
a.       Tujuan Pendidikan Nasional
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:
-          beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
-          berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
-          menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

b.      Tujuan Institusional
Perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.

c.       Tujuan instruksional
Rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa setelah melewati kegiatan isntruksional yang bersangkutan dengan berhasil.

d.      Tujuan Kurikuler
Yaitu pola perilaku dan pola kemampuan serta keterampilan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan. 

3.      Tujuan Pendidikan dilihat dari lingkup perubahan yang diinginkan pada bidang asasi
a.)    Tujuan Individual
Berkaitan individu-individu dalam proses pembelajaran dengan perubahan yang diinginkan pada tingkah laku.
b.)    Tujuan Sosial
Berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat secara keseluruhan, tingkah laku masyarakat secara umum dan dengan kehidupan ini,serta perubahan yang diinginkan,pertumbuhan,memperkaya pengalaman dan kemajuan yang diinginkan.
c.)    Tujuan Profesional
Berkaitan dengan pendidikan  dan pengajaran sebagai ilmu,seni, profesi dan sebagai suatu aktifitas di antara aktifitas-akifitas masyarakat.




PENGERTIAN PENDIDIKAN

1.      Pendidikan dalam arti luas

Segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan & sepanjang hidup . Pendidikan telah dimulai sejak manusia ada di muka bumi, bahkan sejak dalam kandungan.
Bentuk kegiatan :
·   Segala macam pengalaman belajar dalam hidup
·   Berlangsung  dalam aneka ragam pola & lembaga
·   Dapat terjadi dimanapun,kapanpun,&siapapun.

2.      Pendidikan dalam arti sempit atau sederhana
Pengajaran yang diselenggarakan di sekolah, sebagai lembaga pendidikan formal .
Tujuan:
Pendidikan dlm arti  sempit/sederhana: “upaya untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai - nilai di dalam masyarakat & kebudayaan “.
Karakteristik pendidikan dalam arti sempit:
a.       Masa pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas yaitu: masa anak – remaja;
b.      Terdapat jenjang dari Pra sekolah – PT.
c.       Lingkungan pendidikan diciptakan khusus untuk menyelenggarakan pendidikan.

RESUME MANUSIA DAN PENDIDIKAN
       A.     Kedudukan Manusia
a.       Manusia sebagai hamba Allah
b.      Manusia sebagai khalifah Allah fil Ardh
c.       Manusai sebagai makhluk yang mulia
d.      Manusia sebagai makhluk yang berakal dan berperasaan
e.       Manusia sebagai makhluk berpengetahuan
f.       Manusia sebagai makhluk berbudaya
Manusia mampu mencipta budaya, dari pengalaman praktek & mampu mencipta teori & alat kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebagai makhluk yang berbudaya,manusia memiliki akal &        budi,yang berfungsi sebagai berikut:
a.   Merupakan dua kekayaan manusia yang paling utama;
b.   Tuntutan hidup yang lebih daripada makhluk lain;
c.   Dengan akal budinya manusia mampu mencipta, berkarsa & berasa;
d.   Mampu mencipta benda-benda baru untuk memenuhi hajat hidupnya, baik yang bersifat jasmani maupun rohani.

Potensi budaya manusia :
-          CIPTA      :           Kemampuan berpikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan
-          RASA       :           Karya seni/kesenian
-          KARSA    :           Kehendak untuk hidup sempurna,mulia & bahagia yang menimbulkan kehidupan beragama & kesusilaan.
       Sebagi subjek budaya manusia mempunyai berbagai macam kecerdasan yaitu:
1.      Kecerdasan Intelektual (intellegence Quotient - IQ)
Kemampuan berpikir kritis & rasional sehingga mampu mencipta alat kerja atau mencipta IPTEK,sehingga dapat mengetahui lebih banyak rahasia         alam & sosial,dengan itu manusia mampu mengelola alam & mengubah sistem sosial.
2.      Kecerdasan emosional (Emotional Quotient/EQ)
Kemampuan bersikap & berperilaku simpatik  & empatik. EQ lahir dari pengalaman & interaksi dengan sesamanya sehingga mempengaruhi      bahkan menentukan manusia dalam mengambil sikap terhadap sesuatu.
3.      Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient /Sp.Q)
Kemampuan bersikap & berperilaku berdasarkan nilai-nilai kejujur an, keadilan, kebersamaan sosial, kebijaksanaan,  kearifan & keberpihakan. Sp.Q ini merupakan  faktor pendorong internal (internal motivation) untuk melakukan tindakan mencapai kesuksesan.
4.      Kecerdasan Daya Juang (Adversity Quotient/AQ)
Kemampuan bekerja keras untuk mengatasi masalah & mewujudkan     cita-cita.Kecerdasan ini menghantarkan manusia/organisasi mencapai sukses mewujudkan cita-citanya.
5.      Kecerdasan Sosial (Social Quotient/SQ)
Kemampuan berkomunikasi & berinteraksi sosial dengan baik agar semua yang diperjuangkan memperoleh sukses. Dalam perjuangan melawan penjajah, penindas, dan penghisap, kecerdasan sosial dibutuhkan dalam membentuk front persatuan.
6.      Kecerdasan Kreatifitas (Creativity Quotient /CQ)
Kemampuan berpikir alternatif, proaktif, holistic, dan dialektik tentang gejala peristiwa alam & sosial.Kecrdasan ini sangat berguna untuk           menyelesaikan berbagai kontradiksi & inovasi IPTEK.


      B.     Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia yang membedakan manusia dari binatang yaitu :
1.)    Kemampuan menyadari dirinya.
Kemampuan menyadari diri ini ditunjukkan bahwa dirinya memiliki karakteristik berbeda dengan yang lain.
2.)    Kemampuan bereksistensi
Manusia tidak terbelenggu oleh tempat atau waktu, tapi dapat  menembus masa lampau maupun masa depan. Kemampuan inilah yang disebut eksistensi.
3.)    Kata hati (conscience of man)
Manusia memiliki pengertian yang menyertai tentang apa yang akan, sedang maupun yang telah dibuatnya,bahkan menyadari akibat baik & buruknya. Menyadari akan semuanya itulah yang disebut kata hati.
4.)    Moral
Jika kata hati diartikan  sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan,maka yang dimaksud dengan moral (etika) adalah perbuatannya itu sendiri.
5.)    Tanggung jawab
Yaitu kesediaan menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut adanya tanggung jawab. Wujud tanggung jawab bermacam-macam ada tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat dan tanggung jawab kepada Tuhan.
6.)    Rasa kebebasan
Merdeka yaitu rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu) sesuai dengan tuntutan kodrat manusia, yang berarti ada ikatan.
7.)    Kewajiban dan hak
Kewajiban & hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Yang satu ada hanya karena ada yang lain.Tak ada hak tanpa ada kewajiban.
8.)    Kemampuan menghayati kebahagiaan
Kebahagiaan lebih merupakan integrasi atau rentetan dari sejumlah kesenangan, kegembiraan, kepuasan, dan sejenisnya  dengan pengalaman pahit & penderitaan. Proses integrasi dari kesemuanya itu menghasilkan bentuk penghayatan hidup yg disebut kebahagiaan.








SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN

Sejarah pendidikan
·         Pada era Yunani, ada 2 pendidikan yang berkembang yaitu  Disparta dan Paidea.
·         Disparta” merupakan pendidikan ala militer yang disebut juga Agoge. Sistem pendidikan ini menekankan pada aspek fisik dan pendisiplinan. Sangat mirip dengan sekolah-sekolah militer pada saat ini.
·         Disparta sendiri berkembang di Romawi.
·         Sedangkan Paidea berkembang di Athena.
·         Sistem pendidikan ini menitikberatkan pada perpaduan antara pendidikan nalar (mind), raga (body), dan jiwa (spirit). Ketiga hal tersebut dilatih melalui Logos, atau biasa disebut Logika atau Penalaran. Logos sendiri bermakna nalar atau firman.
·         Konsep ini banyak dikembangkan oleh Plato dan Aristoteles. Paidea sendiri dikembangkan oleh kaum Sofis. Beberapa tokoh yang termasuk kaum Sofis adalah Isokrates dan Protagoras.
·         Kaum Sofis sendiri kerap menuai kritik dari lawannya, yaitu kaum Akademia. Meskipun begitu, Paidea banyak dimodifikasi dan dikembangkan oleh kaum Akademia seperti Plato dan Aristoteles, tentunya dengan penekanan yang berbeda untuk masing-masing tokoh.
·         Dari modifikasi kaum Akademia, kurikulum Paidea berevolusi sehingga lebih gampang diingat. Pada Abad Pertengahan, kurikulum Paidea berevolusi menjadi kurikulum Artes Liberales yang berarti “pengetahuan yang penting untuk orang-orang bebas”. Pengetahuan ini ditujukan untuk bangsawan dan orang-orang kelas atas.
·         Artes Liberales dibagi menjadi 2 kelompok utama. Kelompok ilmu pertama terdiri dari ilmu Rhetorica,Grammatica, dan Logica. Kelompok ini disebut Trivium. Sedangkan kelompok ilmu kedua terdiri dari ilmu Arithmatica, GeometricaAstronomica, dan Musica. Kelompok pengetahuan ini disebut Quadrivium.
·         Lawannya adalah Artes Serviles atau “keterampilan untuk para budak”. Pengetahuan ini erat kaitannya dengan keterampilan kasar untuk para budak seperti pandai besi dan memotong kayu.








LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN

Landasan Filosofis Pendidikan
1.      Idealisme
a.       Hakikat Idealisme
Idealisme termasuk kelompok filsafat tertua. Tokoh aliran ini adalah Plato.(427 – 347SM). sesudahnya. Aliran ini berpengaruh pada pemikiran filosof Barat, seperti Immanuel Kant, Hegel dll. Menurut Plato kebenaran empiris yg dilihat & dirasakan  terdapat dalam alam idea (esensi), form atau  idea.

b.      Prinsip-prinsip Idealisme
·      Menurut idealisme bahwa realitas tersusun atas substansi sebagaimana gagasan atau idea (spirit). Menurut penganut idealisme, dunia beserta bagian-bagiannya harus dipandang sebagai suatu sistem yang masing-masing unsurnya saling berhubungan.
·      Realitas atau kenyataan yang tampak di alam ini bukanlah kebenaran yang hakiki, melainkan hanya gambaran atau ekspresi dari ide-ide yang ada dalam jiwa manusia
·      Idealisme berpendapat  bahwa manusia menganggap ruh atau sukma lebih berharga & lebih tinggi daripada materi bagi kehidupan manusia.
·      Idealisme berorientasi kepada ide-ide yang theosentris , kepada jiwa, spiritualitas, hal-hal yang ideal & kepada norma-norma yang mengandung kebenaran mutlak. Nilai-nilai idealisme mempercayai adanya Tuhan sebagai ide tertinggi

c.       Implementasi idealism dalam Pendidikan
·      Pendidikan bukan hanya mengembangkan & menumbuhkan, namun harus juga digerakkan ke arah tujuan, yaitu nilai-nilai direalisasikan dalam bentuk yang kekal & tak terbatas.
·      Belajar adalah proses “Self development of mind as spiritual substance” yang menempatkan jiwa bersifat kreatif.
·      Tujuan pendidikan adalah menjaga keunggulan (excellence) kultural, sosial & spiritual , memperkenalkan suatu spirit seperti kehidupanintelektual, membangun manusia & masyarakat yang idealis.
·      Pendidikan idealisme berusaha agar sesorang dapat mencapai nilai-nilai & idea-idea yang diperlukan  oleh semua manusia secara bersama.
·      Tujuan pendidikan idealisme adalah  ketetapan mutlak. Untuk itu kurikulum pendidikan bersifat tetap dan tidak menerima perkembangan.
·      Peranan pendidik manurut aliran idealisme adalah memenuhi akal peserta didik dengan hakikat & pengetahuan yang tepat.

d.      Pandangan Filsafat pendidikan Islam terhadap Idealisme
            Dalam beberapa aspek filsafat pendidikan Islam memiliki prinsip yang serupa dengan prinsip idealism. Hal ini disebabkan idealisme mengakui adanya zat tertinggi yang menciptakan realitas alam semesta, serta yang menggerakkan hukum-hukum Nya termasuk sanksi-sanksi.
            Titik perbedaannya terletak pada sanksi & sumber moral yang diambil & dijadikan pedoman. Bagi idealisme sanksi terletak pada susunan dunia moral. Sedangkan menurut Islam baik sanksi maupun sumber moral berasal dari Tuhan.

2.      Realisme
a.       Hakikat Realisme
Realisme berasal dari real yang berarti aktual atau yang ada. Realisme adalah aliran yang patuh kepada yang ada (fakta).  Aliran ini berpijak atas dasar percaya akan hakikat yang kekal & tidak mengalami perubahan dalam situasi apapun. Realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar & tepat jika sesuai dengan kenyataan.

b.      Prinsip-prinsip Realisme
·         Aliran ini terpusat pada dasar bahwa substansi alam manusia tergambar dalam dua kekhususan, yaitu berbicara & berfikir.
·         Aliran ini memandang masyarakat atas dasar tiga prinsip pokok yaitu (1) adanya alam adalah nyata, wujud & tetap tak ada peranan manusia dalam membinanya atau menciptanya (2) adanya alam ini bisa dikenal manusia dengan jalan akal (3) Pengenalan adalah penuntun tingkah laku perorangan atau masyarakat.
·         Aliran ini menghormati sains & mempertahankan hubungan erat antara sains dengan filsafat.

c.       Implementasi Realisme dalam pendidikan
·         Tujuan pendidikan adalah transmisi dari, (1) kebenaran universal yg terpisah dari pikiran, pendapat & pernyataan intelektual, (2) pengetahuan Tuhan, pengetahuan manusia & masalah alamiah hanya ada jika ada Tuhan, (3) nilai atau keunggulan kultural pendidikan seharusnya menjadikan seseorang sadar terhadap dunia nyata, termasuk nilai & potensi kehidupan.
·         Metode pengajaran dlm pendidikan realisme tunduk pada prinsip “mempengaruhi & menerima”. Pendidikan  realisme mengutamakan pendidikan akal (rasio) atas dasar bahwa pendidikan adalah tujuan & sasaran untuk mendapat segala sesuatu yang diperoleh melalui proses berpikir.
·         Perhatian pendidikan realisme tertuju pada pemenuhan akal para murid dengan peraturan-peraturan & hakikat-hakikat  yang terlihat dalam alam.
·         Realisme mempercayai adanya perubahan yang terbatas & berjalan menuju satu arah.



d.      Pandangan filsafat pendidikan Islam terhadap Realisme
Akal & indra saja tidak dapat dijadikan satu-satunya acuan untuk menentukan sesuatu itu benar. Untuk itulah dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, diperlukan adanya wahyu untuk dapat menuntun manusia menuju kebenaran hakiki. Manusia tidak dapat menemukan kebenaran hakiki hanya tatkala manusia mengandalkan panca indera & akal saja tanpa membutuhkan tuntunan wahyu (agama).
Syarat seorang guru dalam filsafat realisme adalah profesional dalam bidangnya, karena tugasnya hanya sekedar menstransfer ilmu. Sementara dalam pendidikan Islam, seorang guru di samping professional dia juga bukan saja mentransfer ilmu, tetapi juga internalisasi nilai-nilai Ilahiah.