RSS

Manajemen Sumber Daya Manusia

    1.      Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
      
a.      Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.[1] Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia, Manajemen Sumber Daya MaSnusia adalah : penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.
Manajemen sumber daya adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peran sumber daya yang dimiliki oleh individu secara maksimal sehingga tercapai suatu tujuan.
Atau juga bisa diartikan manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses mengelola SDM Melalui fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling) agar tercapainya tujuan pendidikan.

b.      Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Ruang lingkup kegiatan MSDM: Proses yang dapat dilakukan oleh manajer personalia meliputi:
1.      Merancang dan mengorganisasikan pekerjaan serta menglokasikannya kepada karyawan .
2.      Merencanakan , menarik dan menyeleksi, melatih dan mengembangkan karyawan secara efektif untuk dapat melakukan pekerjaan yang telah dirancang sebelumnya.
3.      Menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang dapat memuaskan berbagai kebutuhan karyawan melalui kesemptan pengembangan karir, sistem kompensasi atau balas jasa yang adil, serta hubungan antara karyawan dan atasan yang serasi melalui organisasi karyawan yang dibentuk.
4.      Mempertahankan dan menjamin efektivitas dan semangat kerja yang tinggi dalam jangka waktu yang lama.

     2.      Tantangan Manajemen Sumber Daya Manusia
Ø  Faktor Eksternal Organisasi
a.       Tantangan Teknologi; bertdampak melalui 2 cara : (1). Dampak yang merubah industri secara keseluruhan, misal kemajuan transportasi dan komunikasi meningkatkan mobilitas angkatan kerja. (2). Otomatisasi, misalnya penggunaan komputer dalam perusahaan.
b.      Tantangan Ekonomi; perubahan ekonomi berdampak pada  : permintaan akan karyawan baru, tumbuh dan berkembangnya program-program pelatihan. Dari perubahan tersebut berdampak pada perusahaan adalah peningkatan kerja, penawaran benefit yang baik, dan perbaikan kondisi kerja.
c.       Keadaan Politik dan Pemerintah; misalnya kebijakan pemerintah tentang UMP (upah minimum propinsi), keputusan tentang PHK, dan lainnya.
d.      Tantangan Demografis; misalnya perubahan tingkat pendidikan, umur, persentase penduduk yang termasuk angkatan kerja.
e.       Kondisi Geografis; misalnya perusahaan yang berlokasi di daerah terpencil, akan mempengaruhi tingkat kompensasi karyawan.
f.       Kondisi Sosial Budaya; misalnya banyaknya partisipasi tenaga kerja wanita, banyaknya orang dengan mudah memperoleh pendidikan.
g.      Pasar Tenaga Kerja; ada 3 faktor yang mempengaruhi kegiatan pemenuhan kebutuhan personalia perusahaan, yaitu : (1). Reputasi perusahaan dimata angkatan kerja, (2). Tingkat pertumbuhan angkatan kerja, (3). Tersedianya tenaga kerja dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan.
h.      Kegiatan-Kegiatan Para Pesaing; misalnya pembajakan para manajer, kenaikan gaji/tahun di suatu bank akan berpengaruh pada bank-bank lainnya.

Ø  Faktor Eksternal Organisasi
a.       Karakter Organisasi, adalah : produk semua ciri organisasi : orang-orangnya, tujuan-tujuannya, struktur organisasi, tehnologi, peralatan yang digunakan, kebijakan, ukuran, umur, keberhasilan dan kegagalannya. Jadi, dalam kegiatan-kegiatan personalia harus disesuaikan dengan karakter tersebut.
b.      Serikat Karyawan; mempunyai tantangan nyata bagi organisasi yang memiliki organisasi buruh, dan tantangan potensial bagi yang tidak memiliki serikat karyawan. Dalam perusahaan yang mempunyai serikat karyawan, manajemen dan serikat mengadakan perjanjian kerja yang mengatur berbagai prasyarat kerja.
c.       Sistem Informasi mengenai data-data yang menyangkut karyawan perusahaan secara terinci.
d.      Perbedaan Individual Karyawan; misal perbedaan kepribadian, phisik, bakat dan intelegensia.
e.       Sistem Nilai Manajer dan Karyawan; misalnya time-off, scheduling kerja, atau disain kerja.[2]






    3.      Empat Peran Manajemen Sumber Daya Manusia

Tabel 3. Definisi Peran-Peran SDM

Peran

Hasil/Outcomes
Metafora
Aktivitas
Management of Strategic Human Resources
Strategi Eksekutif
Strategic Partner
Menyamakan strategi SDM dan bisnis: “diagnosa organisasi”.
Management of Firm Infrastructure
Membangun infrastrukur yang efisien
Administrative Expert
Memutakhirkan proses-proses organisasi: “membagi pelayananan”.
Management of Employee Contribution
Meningkatkan komitmen dan kemampuan karyawan
Employee Champion
Mendengarkan dan merespon karyawan: “menyediakan sumberdaya untuk karyawan-karyawan”.
Management of transformation and change
Menciptakan organisasi yang diperbaharui
Change Agent
Mengarahkan transformasi dan perubahan: “meyakinkan kapasitas perubahan”.
Sumber: Diadaptasi dari Ulrich, Dave, “Human Resource Champions, The Next Agenda For Adding Value And Delivering Results,” (Boston, Massachusetts.: Harvard Business Scholl Press, 1997), hal. 25.

Berdasarkan pembahasan telaah konsepsual di atas, maka dapat terlihat bahwa gagasan Ulrich dengan rerangka konsepsual yang diajukannya adalah gagasan untuk mengakomodasi peran-peran MSDM tradisional dan peran-peran kontemporer secara komprehensif.
Ulrich tidak sependapat dengan isu adanya pergeseran dari peran-peran MSDM tradisional menuju peran-peran kontemporer. Persoalannya tidak sesederhana itu. Oleh karena itu gagasan Ulrich dengan empat peran di atas menekankan pada pemetaan peran-peran baru MSDM dalam organisasi dewasa ini.
Selanjutnya Conner & Ulrich  (1996) melakukan eksplorasi dan validasi peran-peran MSDM dengan rerangka konsepsual yang diajukan. Hasil secara umum baik dan konsisten, hanya Ulrich & Conner  belum dapat memisahkan peran change agent dan strategic partner, artinya data yang diolah hanya mengkonfirmasi tiga dari empat peran yang diajukan.

    4.      Etika terhadap Manajemen Sumber Daya Manusia
Etika Sumber Daya Manusia adalah penerapan prinsip-prinsip etika pada hubungan- hubungan dan kegiatan- kegiatan sumber daya manusia.[3]
·         Penyebab perilaku yang tidak etis
Penyebab perilaku tidak etis meliputi tiga aspek yaitu:
a.       Karyawan memiliki kemampuan kognitif yang rendah menyebabkan tingkat penerimaan yang kurang baik
b.      Adanya pengaruh orang lain, keluarga ataupun norma sosial menjadi lebih menentukan dalam mempengaruhi perilaku karyawan
c.       Adanya ethical dilemma, yaitu situasi yang menyebabkan adanya pilihan-pilihan yang muncul yang berpotensi menghasilkan perilaku yang tidak dapat diterima.

·         Perencanaan Strategi Konsep Etika pada MSDM
Manajemen sumber daya manusia tidak hanya berperan sebagai penyusunan kode etik perusahaan, merncanakan sumber daya manusia yang etis yang mampu menciptakan nilai tambah ekonomi juga harus berperan sebagai perencanaan strategi konsep etika, langkah-langkahnya:
1.      Menentukan standar etika yang ingin ditanamkan.
2.      Mengindentifikasi faktor-faktor etis kritikal yang dapat digunakan dalam mendorongnya konsep etika perusahaan.
3.      Mengindentifikasi kemampuan, prosedur, kompetensiyang diperlukan.
4.      Mengintegrasikan konsep etika dalam strategi bisnis yang dilakukan.
5.      Mengembangkan langkah-langkah konkret yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan, mengawasi dan mengevaluasi konsep etika yang dijalankan.
Tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai etika ini bukan untuk kedisiplinan, tetapi lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian karyawan terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang lebih berarti.

·         Integrasi Konsep Etika dengan Manajemen Sumber Daya Manusia
Implementasi konsep etika ke dalam fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia:
a.       Seleksi, dalam hal ini biasanya manajemen mengunakan tes untuk mengukur kemampuan perkembangan moral untuk menentukan kejujuran dan personalitas serta sebagia alat untuk melihat karakteristik karyawan.
b.      Orientasi Karyawan, tujuan yang penting dalam konsep orientasi karyawan adalah mengajarkan mereka norma-norma, attitude, dan beliefs yang berlaku dalam organisasi.
c.       Training, dalam integrasi training menanamkan nilai-nilai etika agar karyawan memilki lebih luas pengembangannya
d.      Penilaian Kinerja, , proses penilaian kinerja juga dapat diartika sebagai perwujudan proses keadilan
e.       Reward dan Hukuman, pendekatan yang kompleks dapat dilakukan dengan pemberian reward untuk perlakuan yang etis dan hukuman untuk perlakukan kurang etis.



[1] R. Wayne Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia edisi ke-10 jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2010) hlm.4
[2] T. Hani Handoko, Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia (Edisi 2), (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2008)
[3] R. Wayne Mondy, op. cit. hlm. 37

0 komentar:

Posting Komentar