Cara Menjadi Guru yang Baik
Oleh: Riska Hardiani
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Sebelum kita mengetahui bagaimana cara
menjadi guru yang baik itu, ada baiknya kita mengetahui apa tugas-tugas guru
secara umum, karena jika sudah mengetahui apa tugas-tugas guru kita bisa lebih
mudah menerapkan cara-cara untuk menjadi guru yang baik.
Secara umum
tugas Guru dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
1.
Guru
sebagai pengajar
Tugas guru sebagai
pengajar yaitu menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sampai tuntas
sehingga siswa memahaminya.
2.
Guru
sebagai pendidik
Tugas gurusebagai
pendidik mempunyai makna ganda, yaitu guru harus dapat membuat siswanya pintar
dalam hal pelajaran sekaligus juga membimbing siswanya agar berperilaku baik.
3.
Guru
sebagai pejuang akademik
Tugas guru tidak hanya
sebatas mengajar di depan kelas atau mendampingi siswa saat belajar, tetapi
lebih kepada upaya membantu peningkatan kualitas pendidikan secara umum.
4.
Guru
sebagai duta ilmu pengetahuan
Pentingnya peran guru
dalam mencerdaskan anak bangsa. Sebagai duta tentunya guru dapat mengemban
tugasnya dengan baik.
5.
Guru
sebagai pencerdas bangsa
Peran serta guru
dimasyarakat tidak kalah pentingnya disbanding ketika guru berperan di dalam
kelas.[1]
Setelah mengetahui tugas-tugas umum
seorang guru, kita akan mengetahui bagaimana cara-cara menjadi guru yang baik,
yaitu:
1.
Persiapan
Untuk menjadi guru yang baik hal pertama yang harus dilakukan
adalah persiapan, maksud persiapan disini adalah melakukan persiapan-persiapan
sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Berikut ini adalah hal-hal yang
harus dipersiapkan sebelum mengajar menurut Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Komaruddin Hidayat, yaitu yang pertama, guru harus kuasai materi ajar. Yang kedua, guru
masuk ke kelas membawa vibrasi optimisme kepada anak-anak. Jadi, jangan cerita
masalah pribadi. Anak itu harus didorong untuk optimis. Kalau anak-anak
diracuni sikap pesimis, maka akan melahirkan generasi pesimis. Dan yang ketiga,
saat menuju kelas, guru harus membawa cinta. Kalau menjadi guru karena uang,
maka tidak akan menjadi seorang yang kaya raya, kasihan muridnya. Kalau
memandang profesi guru sebagai takdir hidup, lahan amal, sumber penghidupan,
maka hasilnya akan luar biasa.[2]
Hal-hal
lain yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum mengajar yaitu:
a. Siapkan bahan
pengajaran dengan mempelajarinya berulang-ulang.
b. Berusahalah mengaitkan
tiap bagian dalam bahan pengajaran tersebut. Buatlah bahan yang sistematis.
Umumnya tiap bagian dalam pelajaran selalu dimulai dengan pengertian-pengertian
dasar yang sederhana baru ke tingkat pengertian yang tinggi. Mempelajari urutan
logis bahan pelajaran dan menyusunnya menjadi sistematis tentulah akan sangat
membantu dalam pengajaran.
c. Temukanlah analogi
atau ilustrasi untuk mempermudah penjelasan fakta-fakta dan prinsip-prinsip
yang sulit dimengerti oleh siswa. Khususnya prinsip-prinsip abstrak.
d. Koneksikan/hubungkan
hal yang diajarkan dengan kenyataan sehari-hari yang dialami siswa.
e. Gunakan sebanyak
mungkin sumber referensi berupa buku-buku atau bahan-bahan yang sesuai, tetapi
pahami dahulu sebaik-baiknya sebelum menyampaikan kepada siswa.
f. Ajari siswa hal-hal
yang penting tetapi mendalam daripada mengetahui banyak, tetapi kurang
mendalam.
g. Carilah waktu khusus
sebelum berdiri di depan kelas. Persiapan yang mantap, membuat guru percaya
diri dan penguasaan materi tidak diragukan lagi.[3]
2.
Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Setelah sudah mempersiapkan hal-hal sebelum
dilakukannya pengajaran, lalu langkah yang kedua adalah melaksanakan KBM.
Didalam melaksanakan KBM ada pendekatan, metode, dan model yang dilakukan.
a.
Pendekatan
1)
Pendekatan Individual, adalah pendekatan langsung yang dilakukan guru terhadap anak
didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut dan pendekatan yang
dilakukan guru dengan memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual
masing-masing.
2)
Pendekatan Kelompok, adalah pendekatan yang dilakukan guru
dengan cara mengelompokkan anak didiknya sesuai dengan kriterianya demi
tercapainya kegiatan belajar mengajar, dan juga pendekatan yang dilakukan guru
dengan tujuan membina dan mengembangkan sikap social anak didik serta membina
sikap kesetiakawanan social.
3)
Pendekatan bervariasi, yaitu ketika guru
dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan
berhadapan dengan permasalahan anak didik yang bervariasi. Permasalahan yang dihadapi
oleh setiap anak didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun
akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi
4)
Pendekatan
Edukatif, pendekatan
yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif adalah setiap
tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan,
dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma
susila, norma moral, norma sosial dan norma agama.
5)
Pendekatan Keagamaan, adalah pendekatan yang
memasukkan unsur-unsur agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk menanamkan
jiwa agama ke dalam diri siswa. Dan juga pendekatan agama dapat membantu guru
untuk memperbaiki kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa,
6)
Pendekatan
Kebermaknaan, adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu
pada bahasa dan makna. Misalnya pendekatan dalam rangka penguasaan bahasa
Inggris.[4]
b.
Metode-Metode
Banyak
sekali metode yang dapat dilakukan seorang guru dalam menyampaikan sebuah
materi, yaitu:
1)
Metode
ceramah
2)
Metode
tanya jawab
3)
Metode
diskusi
4)
Metode
pemberian tugas
5)
Metode
resitasi
6)
Metode
demonstrasi
7)
Metode
eksperimen
8)
Metode
sosiodrama dan bermain peran
9)
Metode
bekerja dalam kelompok
10)
Metode
proyek
11)
Metode problem solving
12)
Metode film-strips
13)
Metode manusia sumber/resource people.[5]
c.
Model Pembelajaran
1)
Model Interaksi Sosial, model ini menitikberatkan pada hubungan antara
individu dengan masyarakat atau dengan individu lainnya.
Dalam
model ini tercakup beberapa jenis strategi pembelajaran, yaitu:
·
Kerja
kelompok; tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan dalam bermasyarakat
dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal, dan keterampilan menemukan
dalam bidang akademik.
·
Pertemuan
kelas; tujuannya untuk mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri maupun
terhadap kelompok.
·
Pemecahan
masalah social atau inquiry social; bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah-masalah social dengan cara berpikir logis dan penemuan
akademik.
·
Model
laboratorium; bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan keluwesan
dalam kelompok.
·
Model
pengajaran yurisprudensi; bertujuan untuk melatih kemampuan mengolah informasi
dan memecahkan masalah social dengan cara berpikir yurisprudensi.
·
Bermain
peranan; bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa menemukan
nilai-nilai social dan pribadi melalui situasi tiruan.
·
Simulasi
sosial; bertujuan untuk membantu siswa mengalami berbagai kenyataan social
serta menguji reaksi mereka.
2) Model Proses Informasi, model ini didasarkan pada belajar kognitif,
berorientasi pada kemampuan siswa dalam memproses informasi dan sistem-sistem
yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut.
Beberapa strategi pembelajaran dalam model proses informasi,
diantaranya:
·
Mengajar
induktif; bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan membentuk teori.
·
Latihan
inquiry; tujuannya pada prinsipnya sama dengan strategi mengajar induktif,
perbedaannya terletak pada segi proses mencari dan menemukan informasi yang
diperlukan.
·
Inquiry
keilmuan; bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu,
dan diharapkan memperoleh pengalaman dalam bagian-bagian lainnya.
·
Pembentukan
konsep; bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir induktif,
mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.
·
Model
pengembangan; bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan umum terutama berpikir
logis, disamping untuk mengembangkan aspek sosial dan moral.
·
Advanced
organizer model; bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi
yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan (bodies
of knowledge) secara bermakna.
3) Model Personal, model
pembelajaran ini berorientasi pada individu dan pengembangan diri. Titik
beratnya adalah pada pembentukan pribadi individu yang tertuju pada kehidupan
emosionalnya.
Model pembelajaran personal terdiri dari empat strategi
pembelajaran, yaitu:
·
Pengajaran
non direktif; bertujuan untuk membentuk kemampuan dan perkembangan pribadi
yaitu kesadaran diri (self awareness), pemahaman (understanding), otonomi, dan
konsep diri (self concept).
·
Latihan
kesadaran; bertujuan untuk meningkatkan kemampuan self exploration dan self
awareness. Titik beratnya pada perkembangan interpersonal.
·
Sinektik;
bertujuan untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan pemecahan masalah secara
kreatif.
·
Sistem
konseptual; bertujuan untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes.
4) Model Modifikasi Tingkah Laku, pada
model ini tersebut bermaksud mengembangkan sistem-sistem yang efisien untuk
mengurut tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara
memenipulasi penguatan (reinforcement).[6]
3.
Evaluasi Pembelajaran
Setelah
dua langkah tersebut sudah dilakukan lalu kemudian langkah selanjutnya adalah
mengevaluasi pembelajaran. Evaluasi merupakan
proses yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan formal, karena bagi guru
evaluasi dapat menentukan efektivitas kinerja selama ini, sedang bagi
pengembang kurikulum evaluasi dapat memberikan informasi untuk memperbaiki
kurikulum yang sedang berjalan. Ada beberapa fungsi evaluasi, yaitu:
a. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi
siswa. Melalui evaluasi siswa akan mendapatkan informasi tentang efektivitas
pembelajaran yang dilakukannya.
b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana
ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
c. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program
kurikulum.
d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh siswa secara
individual dalam mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan
sehubungan dengan pemilihan bidang pekerjaan serta pengembangan karier.
e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam
menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai.
f. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang
berkaitan dengan pendidikan di sekolah.[7]
[1]
Mulyana AZ, Rahasia Mnejadi
Guru Hebat, (Jakarta: Grasindo, 2010), hlm. 5
[3] http://www.kampus-info.com/2012/06/7-hal-yang-harus-dipahami-guru-sebelum.html accessed on April 27, 2014 23:10
[4] Catarts, Pendekatan dalam Belajar Mengajar, (http://catarts.wordpress.com/2012/04/15/pendekatan-dalam-belajar-mengajar/, accessed on April 27, 2014 23:20)
[5] Roestiyah N.K. Didaktik Metodik, (Jakarta:
Bina Aksara, 1989), hlm. 67.
[6] Catarts, loc. cit
[7] Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: 2008), hlm. 339
0 komentar:
Posting Komentar