RSS

Karyamu di Akui Dunia (tugas jurnal KICK ANDY)



Karyamu di Akui Dunia
Pada acara taping Kick Andy yang dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Oktober 2013 lalu, mengangkat isu tentang cerita orang-orang Indonesia yang berkarya di luar negeri, saya menemukan beberapa “kata kunci kurikulum”  yang berkaitan tentang isu yang diangkat oleh Kick Andy tersebut.
Pada narasumber pertama yang bernama Ikhwan Syahroni saya menemukan kata kunci kurikulum yaitu skill, proses pembelajaran dan kualitas. Yang pertama yaitu skill karena bapak Ikhwan Syahroni adalah seorang koki kelahiran Palembang yang berumur 57 tahun dan pada tahun 1982 dia pernah menjadi koki atau juru masak Kerajaan Arab Saudi, yaitu juru masak untuk Raja Fahd selama 3 tahun. Dia juga menguasai kurang lebih 620 jenis masakan dari dalam maupun luar negeri. Yang kedua yaitu proses pembelajaran karena bapak Ikhwan Syahroni sebelum menjadi juru masak dia bekerja di sebuah hotel, lalu dia bertemu oleh bapak Faruk untuk dites, dia diseleksi untuk menjadi juru masak kerajaan Arab Saudi, dia dites untuk membuat cream soup, tetapi sebelum masakannya selesai, bapak Faruk menyuruh pak Ikhwan Syahroni untuk menghentikan apa yang dia masak dan pak Ikhwan Syahroni langsung diterima sebagai juru masak untuk Kerajaan Arab Saudi. Setelah 3 tahun dia bekerja disana, pada tahun 1985 dia memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan pak Syahroni mendirikan kafe di Malang, tetapi dia mendapat musibah, kafenya mengalami kerampokan dan tidak ada satupun barang-barang kafenya yang tersisa. Akan tetapi dia kembali bangkit dan mendirikan restoran nasi goreng yang bisa dibilang berhasil sekarang. Yang ketiga yaitu kualitas karena pak Syahroni pada saat masih menjabat sebagi juru masak kerajaan, beliau juga dipercaya menjadi kordinator juru masak dari berbagai Negara seperti Pakistan, Turki, Yaman, Filiphina dan beliau juga satu-satunya juru masak dari Asia yang kualitasnyapun tidak bisa diragukan lagi serta dia juga menciptakan 99 cita rasa nasi goreng dari berbagai Negara di restorannya yang sekarang.
Pada narasumber kedua yang bernama Eko Supriyanto saya menemukan kata kunci kurikulum yaitu skill, pembinaan, proses pembelajaran, guru dan murid . Yang pertama yaitu skill karena Eko Supriyanto pada tahun 2001 merupakan salah satu penari latar penyanyi kenamaan Madonna, dari kurang lebih 5000 pendaftar penari latar Madonna, dia merupakan satu-satunya orang Indonesia bahkan orang Asia yang terpilih menjadi penari latar Madonna yang pada saat itu Eko Supriyanto sedang menempuh Magister di University of California at LA. Yang kedua yaitu pembinaan karena pada saat dia terpilih menjadi 1 dari 10 penari latar Madonna, dia dibina untuk menjadi penari latar yang berkualitas, latihan demi latihan yang dimulai dari pagi hari hingga malam hari dijalaninya dengan baik. Yang ketiga yaitu proses pembelajaran karena dia mulai belajar tari pada saat umur 6 tahun dan dia belajar silat sejak kecil di Mataram serta Eko Supriyanto sudah menekuni seni tari selama 37 tahun. Yang keempat yaitu guru karena dia merupakan salah satu dosen jurusan tari di ISI Surakarta, dia juga sebagai Javanese Dance Consultant dan melatih para penari di Lion King dan berbagai pertunjukkan lainnya. Yang kelima yaitu murid karena dia juga sekarang sedang mengambil gelar doctor di salah satu universitas di Yogyakarta tepatnya di Universitas Gajah Mada.
Sedangkan pada narasumber ketiga yang bernama Ganahadi Ranuatmaja saya menemukan kata kunci kurikulum yaitu skill karena Ganahadi Ranuatmaja sejak umur 19 tahun sudah menjadi pilot di maskapai penerbangan Garuda Indonesia lalu dia berhenti bekerja dari Garuda Indonesia pada tahun 1988 dan setelah itu dia bekerja di Royal Flight, dan beliau juga pernah menerbangkan presiden Soeharto pada tahun 1978 ke Amerika, dia juga pernah menjadi pilot khusus di Abu Dhabi, Ganahadi juga pernah menerbangkan Raja Fahd dan keluarga kerajaan Quait, serta yang terakhir Ganahadi merupakan pilot dari presiden Libia yang kontroversial yang bernama Muammar Qaddafi. Dia menjadi pilot dari presiden Qaddafi selama kurang lebih 8 tahun. Pertama kali dia menjadi pilot presiden Qaddafi pada tahun 2001. Ganahadi merupakan satu-satunya orang asing nonLibia yang dipercaya menjadi pilot Qaddafi. Ganahadi juga  pernah mendapatkan penghargaan passport seumur hidup dan sekarang Ganahadi Ranuatmaja bekerja di Sriwijaya Air.
Dari ketiga narasumber yang saya uraikan diatas bisa kita ambil contoh tentang bagaimana semangat mereka untuk berkiprah bukan hanya di Indonesia tetapi di kancah internasional, mereka yang tidak pernah ada kata putus asa untuk mencapai kesuksesan dan terus berkarya hingga akhirnya karya mereka di akui oleh dunia. Seperti yang dikatakan oleh bapak Ikhwan Syahroni yaitu jangan pernah menunda waktu, masalah gagal itu bisa dipikirkan nanti, ambil dulu kesempatan yang ada didepan mata, karena terkadang kesempatan itu tidak akan datang dua kali dan bagaimana hasil kedepannya itu urusan belakangan, serta lebih baik mencoba meskipun itu terlambat daripada tidak sama sekali. Teruslah berkarya sampai kapanpun dan jangan pernah menyerah hingga pada akhirnya karyamu akan di akui oleh dunia.




0 komentar:

Posting Komentar